Syi’ah Safawiyah adalah merupakan gabungan kerjasama pemerintah Iran, pemerintah Syria, kelompok Hizbullah dan kelompok Syiah Iraq yang ingin mengembalikan kejayaan dinasti (Syi’ah) Safawiyah dan Fathimiyah dalam menguasai kekuasaan di semenanjung Arab dan Afrika. (DR Muhammad Bassam Yusuf penulis buku Menyingkap Konspirasi Besar Zionis-Salibis dan Neo Syiah Shafawis terhadap Ahlussunnah di Semenanjung Arabia)
Hidayatullah.com—Gejolak kawasan Timur Tengah akhir-akhir ini rupanya menjadi perhatian Rabithah Ulama Al-Muslimin (Muslim Scholars Association)/Ikatan Ulama Muslimin. Dalam
sebuah Muktamar terbarunya di Istanbul, Turki yang berlangsung dari 27-28 Rabi’ul Awwal 1432 H baru-baru ini, Rabithah Ulama Muslim
mendukung langkah-langkah reformasi di Tunisia dan Mesir.
Acara bertema, “Ulama dan Kebangkitan Umat” yang yang dihadiri lebih
dari seratus ulama dan du’at (dai) dari 35 negara itu membahas dan
mendiskusikan berbagai topik aktual di Dunia Islam.
Sejumlah keputusan dan seruan penting dari muktamar tersebut,
antara mendukung reformasi yang terjadi di Tunisia dan Mesir serta
negeri-negeri Islam lainnya.
Rabithah Ulama juga mengingatkan bahawa perubahan yang hakiki bermula
dari taubat kepada Allah, berpegang teguh kepada agama-Nya serta dengan
menunjukkan wibawa dan jatidiri umat yang sebenarnya.
Rabithah juga ikut mendukung upaya masyarakat Libya untuk membebaskan
diri pemerintahannya yang zalim. Meski
demikian, Rabithah juga mengingatkan umat Islam dari bahaya konspirasi
global Syi’ah Safawiyah dengan propagandanya yang menipu; baik itu di
Bahrain dan negara lainnya.
Selain itu, beberapa poin dari pertemuan itu adalah; masalah
kejayaan umat Islam yang pada dasarnya bertumpu pada optimalisasi peranan
ulama dan pemerintah. Rabithah Ulama juga mengatakan, para ulama yang
salih di setiap negeri adalah referensi utama bagi umat dalam
menyelesaikan masalah-masalah aktual dan kontemporari.
Kerananya, menurut Rabitah Ulama, revitalisasi peranan agama dalam
kehidupan, perwujudan pan-Islam, penanaman moral, penghormatan terhadap
Hak Asasi Manusia, kebebasan yang sejalan dengan tuntutan syariat, serta kepemimpinan
umat adalah tugas ulama rabbani. Tak lupa, Rabithah Ulama mengingatkan
tentangan besar umat Islam di masa depan.
“Umat Islam sejatinya sedar terhadap tentangan besar yang
dihadapinya; yang merupakan simpul yang menghambat kemajuan serta
kebangkitannya. Dan jawapan terhadap tentangan itu adalah menghidupkan
sunnah serta mengoptimumkan pemanfaatan ilmu dan teknologi,” demikian
salah satu poin keputusannya.
Para tokoh dan ulama yang berkumpul untuk membicarakan
masalah-masalah umat antara lain; Syeikh Al-Amin al-Haj hafidzahullah,
salah seorang ulama yang berasal dari Sudan yang menjadi Ketua pada
Rabithah tersebut. Juga Nampak hadir Syeikh Abdul Aziz bin Abdul Muhsin
At-Turky, menjabat sebagai penanggung Jawab Rabithah, Syeikh Muhammad
Sidia dari Moritania, Syeikh Dr. Muhammad Yusri dari Mesir, Dr. ‘Adnan
Umamah, Syeikh Muhammad Abdul Karim, Syeikh Dr. Mahran Mahir, Syeikh Dr.
Alauddin Az-Zaky, Dr. Nashir Al-Hunainy, Dr. Ahmad Farid dari Mesir,
Dr. Said Abdul ‘Adzim, Dr. Ali As-Salus, Syeikh ‘Aqil Al-Maqtary dari
Yaman, Syeikh Abdullah Al-Ahdal, Syeikh Abdul Majid Ar-Rimy, Dr.
Muhammad Al ‘Abdah dari Syria, Dr. Abdullah bin Hamud At-Tuwaijri dari
Saudi, Syeikh Dr. Sulaiman Al-‘Asyqar dari Jordan, Dr. Hikmat
Al-Hariry dan masih banyak lagi.
Untuk mengetahui apa itu Syi’ah Safawiyah dan bahaya gerakannya, nahimunkar.com mengutip tulisan berikut ini:
GERAKAN TRANSNASIONAL SYI’AH KONTEMPORARI DI TIMUR TENGAH
(Studi Kes Antagonisme Iran dan Hizbullah terhadap Amerika Syarikat dan Israel)
Pengantar
Di balik hegemoni Amerika Syarikat di dunia umumnya dan hegemoni Israel di Timur Tengah, ada 2 aktor dunia yang secara frontal melakukan perlawanan terhadap kedua negara tersebut. Aktor tersebut adalah Iran (state actor) dan Hizbullah (non state actor). Boleh dilihat bagaimana seorang Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad dengan lantang menyerukan agar Israel dihapus keberadaannya dari peta dunia. Selain itu sikapnya yang konsisten untuk melanjutkan projek nukliar walaupun ditentang oleh Amerika Syarikat dan PBB.
Antagonisme terhadap Amerika Serikat dan Israel juga ditunjukkan oleh
gerakan Syi’ah Lebanon yang dipimpin oleh Syekh Hassan Nasrallah
yakni Hizbullah. Dunia dikejutkan oleh kemenangan Hizbullah dalam perang
melawan Israel selama sebulan pada tahun 2006. Di mana kemenangan ini
sangat memalukan Israel yang dikenal kuat dalam militiar kerana dibantu
oleh Amerika Syarikat. Sehingga mampu untuk dikatakan bahawa Iran dan Hizbullah
telah menjadi ikon masyarakat dunia untuk menggugat imperialisme dan
hegemoni Amerika-Israel.
Dalam dunia Islam, Iran dan Hizbullah dikenali sebagai gerakan
Syi’ah. Syi’ah dalam terminologi syariat bermakna : mereka yang mengangkat slogan kecintaan kepada Ali bin Abi Thalib beserta anak cucunya
bahawasanya Ali bin Abi Thalib lebih utama dari seluruh sahabat dan lebih
berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin (khalifah), demikian pula
anak cucu sepeninggal beliau. (Al-Fishal Fil Milali Wal Ahwa Wan Nihal,
2/113, karya Ibnu Hazm). Sedang dalam istilah syara’, Syi’ah adalah
suatu aliran yang timbul sejak masa pemerintahan Utsman bin Affan yang
dipimpin oleh Abdullah bin Saba’ Al-Himyari. Walaupun dikenal sebagai
gerakan Syi’ah, Iran dan Hizbullah tetap dianggap sebagai lokomotif
perjuangan Dunia Islam melawan hegemoni AS dan Israel. Iran dan
Hizbullah dianggap telah banyak memberikan pelajaran bagaimana
seharusnya umat Islam dunia harus berdiri menentang kezaliman.
Populariti kedua gerakan Syi’ah ini terus naik dan menenggelamkan peranan
kalangan Sunni seperti presiden, raja, dan pemimpin negara Arab bahkan
gerakan Hamas yang melakukan perlawanan bersenjata terhadap Israel.
Di balik antagonisme yang diperanankan oleh Iran dan Hizbullah, penulis
ingin memberikan penjelasan sisi lain dari gerakan Syi’ah ini. Apakah
gerakan Syi’ah ini benar-benar memperjuangkan kejayaan Islam. Apakah
tujuan gerakan ini sebenarnya. Ada atau tidak keterkaitan antara Iran dan
Hizbullah serta gerakan Syi’ah lainnya di Timur Tengah. Apa saja yang
telah dilakukan kedua gerakan ini dibalik antagonismenya terhadap
Amerika Syarikat dan Israel. Jawaban dan penjelasan dari
pertanyaan-pertanyaan diatas diharapkan menjadi penilaian yang objektif
terhadap “realiti permukaan” kedua gerakan Syiah ini.
Pembahasan
Selain kesamaan aliran pemikiran keagamaan, antara Iran dan Hizbullah memiliki keterkaitan dalam hal kerja sama dan pakatan strategi. Banyak kalangan yang mengatakan bahawa Hizbullah mendapatkan bantuan persenjataan dan amunisi dari Iran. Salah seorang pemimpin Hizbullah pernah ditanya wartawan di tahun 1987 “Apakah kalian merupakan sebagian dari Iran?”. Pemimpin Hizbullah tersebut menjawab : “Bahkan kami adalah Iran di Lebanon dan Lebanon di Iran”. Selain itu secara simbolik Hasan Nashrullah pun meletakkan foto Imam Khomeni (pemimpin spritual Iran) dalam ruang kerjanya (pejabatnya) di Lebanon.
Selain kesamaan aliran pemikiran keagamaan, antara Iran dan Hizbullah memiliki keterkaitan dalam hal kerja sama dan pakatan strategi. Banyak kalangan yang mengatakan bahawa Hizbullah mendapatkan bantuan persenjataan dan amunisi dari Iran. Salah seorang pemimpin Hizbullah pernah ditanya wartawan di tahun 1987 “Apakah kalian merupakan sebagian dari Iran?”. Pemimpin Hizbullah tersebut menjawab : “Bahkan kami adalah Iran di Lebanon dan Lebanon di Iran”. Selain itu secara simbolik Hasan Nashrullah pun meletakkan foto Imam Khomeni (pemimpin spritual Iran) dalam ruang kerjanya (pejabatnya) di Lebanon.
Ternyata hubungan gerakan Syi’ah tidak hanya Iran dan Hizbullah. DR Muhammad Bassam Yusuf (penulis buku Menyingkap Konspirasi Besar Zionis-Salibis dan Neo Syiah Shafawis terhadap Ahlussunnah di Semenanjung Arabia),
mensinyalir adanya aliansi strategi antara gerakan Syi’ah di Timur
Tengah. Aliansi tersebut melibatkan Iran, Hizbullah, Syria, dan
kelompok Syi’ah di Iraq. Kes kemarahan pemimpin Syria Basyar Al-Asad
terhadap pemerintah Lebanon diikuti oleh turunnya 5 menteri Syi’ah dari
Hizbullah menunjukkan adanya keterkaitan antara Hizbullah dan Syria.
DR Bassam Yusuf menulis adanya pertemuan di Damaskus pada tahun 2007 antara
Iran dan Syria untuk membentuk aliansi strategi yang didalamnya juga turut ada kelompok Hizbullah. Aliansi strategi gerakan Syi’ah ini
disebut dengan projek kebangkitan Syi’ah Safawiah. Aliansi yang ingin
mengembalikan kejayaan dinasti Safawiyah dan Fathimiyah dalam menguasai
kekuasaan di semenanjung Arab dan Afrika.
Berikut adalah beberapa fenomena Projek Safawistik ini:
1. Adanya gerakan dan upaya pembersihan etnik dan mazhab Sunni Arab
di Iraq seiring dengan upaya pengisoliran terhadap mereka di wilayah
Selatan Iraq. Ditambah lagi dengan seruan untuk membahagi kawasan Iraq
berdasarkan kelompok aliran, serta mendorong pasukan Amerika Syarikat
untuk terus melakukan penangkapan, penawanan, pembunuhan, penghancuran
dan pembersihan terhadap kaum Sunni, terhadap masjid-masjid,
lembaga-lembaga, dan juga gerakan-gerakan Sunni.
2. Keterlibatan kaum Parsi (Iran) Safawis di Irak dengan kerjasama yang
sangat sempurna dengan pimpinan tertinggi kaum Syiah di Iraq, khususnya
yang memiliki ras Persia. Dan itu diwujudkan dalam bentuk kerjasama
inteligen, ketenteraan, ekonomi, politik dan agama, dengan dukungan penuh
dari Amerika Syarikat baik secara ketenteraan dan logistik.
3. Keterlibatan kaum Parsi Safawis di Syria untuk mengerahkan
gerakan Syi’ahisasi terhadap Muslim Sunni. Selain itu adanya pemberian
kewarganegaraan Syria kepada para keturunan Parsi dan warga Syiah Iraq
oleh pemerintah Syria. Dan jumlah mereka hingga saat ini telah
melebihi 1.000.000 orang. Mijoritinya bermukim di Wilayah al-Sayyidah
Zainab dan sekitarnya di Damaskus, Syria.
4. Menonjolnya upaya-upaya pemalsuan yang sangat tidak adil dan kejam dalam
perhitungan demografi terhadap rakyat Syria. Dan bukti yang paling
jelas atas itu adalah studi-studi fiktif yang dipublikasikan oleh
Inteligen Syria bahawa masyarakat Syria adalah masyarakat minoriti,
dan peratusan Sunni dari keseluruhan jumlah masyarakat Syria itu hanya
48%. Padahal, rakyat Syria secara majoriti mutlak terdiri dari Sunni,
dan ini adalah sebuah fakta yang terlalu jelas di Syria.
5. Kesepakatan dan konspirasi bersama dengan kekuatan Amerika Syarikat. Publikasi oleh pimpinan spiritual tertinggi Syiah di Iraq,
berupa fatwa-fatwa yang mengharamkan perlawanan terhadap Amerika Syarikat
dan melabel kaum Sunni mereka label teroris. Dan semua itu dilakukan
seiring dengan upaya-upaya dusta mereka yang seolah mendorong perlawanan
terhadap Amerika hingga negara Iraq merdeka.
6. Semakin meningkatnya upaya-upaya penangkapan yang dilakukan oleh
Pemerintah Syria terhadap warga Arab Iran (al-Ahwaz) yang mencari
perlindungan ke Syria sejak puluhan tahun yang lalu. Tidak hanya itu,
sebagian tokoh perlawanan al-Ahwaz (Khalil ibn ‘Abd al-Rahman al-Tamimy
dan Sa’id ‘Audah al-Saky) kemudian diserahkan kepada pihak Inteligen
Iran.
Fenomena di atas menunjukkan sikap yang bertentangan dengan “politik
pencitraan” Iran dan Hizbullah (bahagian dari aliansi Syi’ah Safawis)
yang dikenal vokal terhadap Amerika Syarikat dan Israel. Keterlibatan
Iran dan Hizbullah dalam aliansi Syiah Safawis merupakan sisi lain
wajah Iran dan Hizbullah sebagai ikon perlawanan Dunia Islam. Sebuah
kenyataan yang jarang diekspos dan hanya ada di “dunia balik layar”.
Untuk menarik simpati dunia dan agar diterima sebagai sebahagian dari
Dunia Islam, gerakan Syiah Safawis ini menjadikan isu Palestin sebagai umpan politik. Isu palestin dimainkan agar ada keterlibatan
emosional seluruh bangsa Muslim di dunia. Upaya untuk mempermainkan isu
Palestin dilakukan dengan berbagai langkah berikut :
1. Lebih dari sekali, Presiden Iran meneriakkan slogan-slogan kosongnya untuk seruan menghapuskan Israel dari peta dunia
2. Mengumumkan aliansi Iran-Syria dengan beberapa organisasi
Palestin yang memiliki citra yang baik di mata dunia Arab dan Islam.
Pemerintah Iran juga memberikan kesan akan memberikan bantuan kewangan
kepada pemerintahan Hamas. Namun faktanya bantuan itu tak pernah ada.
Bantuan Iran itu tidak lebih dari sekedar slogan dan janji kosong, sebab
kaum Safawis-Parsi ini tak akan dapat digerakkan kecuali dengan
motif bangsa dan kelompok, dan dalam hal ini organisasi Palestin adalah
kaum Sunni.
3. Penyelenggaraan berbagai pertemuan mencurigakan antara pemerintah
Syria dengan pemerintah Israel yang diikuti oleh pernyataan bahawa
pemerintah Syria adalah pilihan mereka yang harus didukung. Sementara
pihak Syria juga menyatakan keinginannya untuk berdialog dengan Israel.
Padahal pada saat yang sama, pihak Syria gencar melakukan pembersihan
etnik terhadap warga negaranya, melakukan konspirasi terhadap upaya
pengajaran Islam Sunni, sementara memberikan dorongan bahkan bantuan moral
dan material terhadap pengajaran Syiah-Safawis
4. Keterlibatan Mossad yang cukup dalam di Iraq dengan dukungan
pemerintah Iraq buatan Amerika Syarikat dibantu oleh tentera Syiah
Safawiyah di Iraq untuk menangkap dan membunuh para ulama dan tokoh
Sunni yang berpengaruh di Iraq. Tindakan kejam dilakukan berupa
penculikan, penyiksaan hingga pembunuhan. Dan aliansi strategi ini
bahkan telah siap melakukan langkah yang sama di tiga wilayah: Iraq,
Syria dan Lubnan. Kerana itu, tindakan apapun yang dilakukan oleh
salah satu dari aliansi ini, sesungguhnya merupakan sebahagian dari projek global Safawis ini di sepanjang kawasan Sedari Iran hingga
Lubnan, termasuk didalamnya Iraq dan Syria.
Projek Syi’ah Safawis ini setidaknya dibangunkan di atas 5 asas:
1. Bekerja sama dengan kekuatan Barat di bawah komando Amerika
Syarikat untuk menguasai negeri-negeri kaum Muslimin. Dan seluruh dunia
mengetahui dengan baik, bahawa Iran memiliki peranan yang sangat besar
dalam bekerja sama bersama Amerika Syarikat untuk menjatuhkan Afghanistan
dan Iraq. Para petinggi Iran sendiri mengakui hal itu. Muhammad Ali
Abthahi, wakil presiden Iran yang lalu mengatakan: “Seandainya bukan
kerana Iran, Amerika tidak mungkin mampu menguasai Iraq… Seandainya bukan
kerana Iran, Amerika tidak mungkin mampu menundukkan Afghanistan.”
2. Menyalakan api peperangan antara kelompok, melakukan upaya
pembersihan etnik dan kelompok, bekerja keras untuk membahagi-bahagikan
wilayah. Mengusir warga Iraq sunni dari wilayah-wilayah di mana
mereka hidup bersama dengan kaum Sy’iah. Ditambah dengan peranan-peranan
merosak (yang dilakukan oleh) para pemimpin spritual Syi’ah di Iraq
untuk menghancurkan kaum Sunni dan semua lembaga yang mereka miliki.
Al-Syirazy menyerukan dalam khutbahnya untuk menghancurkan masjid-masjid
Sunni di Iraq. Dan kaum Syi’ah benar-benar menghancurkan ratusan masjid
Sunni, atau mengubahnya menjadi Husainiyat dan pusat-pusat Syi’ah
Safawis.
3. Membunuh tokoh-tokoh potensi Sunni baik dari kalangan ilmuwan, ketenteteraan dan agama dan melakukan upaya untuk berlaku kejam, mengusir atau
membalas dendam pada tokoh-tokoh Sunni.
4. Penyamaran (Camouflage) demografi sebagaimana yang terjadi di Syria secara
khusus. Dan juga seperti yang terjadi di Lebanon, Jordan, dan Iraq.
5. Menciptakan kesan-kesan fiktif dengan kaum Zionis Israel.
Padahal itu hanyalah sebuah pancingan agar Israel mengamuk lalu
menghancurkan negeri-negeri kaum Muslimin. Berharap keadaan negara
Muslim lainnya sama seperti Afghanistan dan Iraq
Ada 4 wilayah yang dipilih oleh kaum Syiah Safawi sebagai jejak awal
merealisasikan tujuan dan rencana mereka adalah sebagai berikut :
1. Wilayah Iran
Di kawasan ini operasi pembersihan terhadap kaum Sunni sangat luas
terjadi. Ini diikuti dengan penghalalan harta, kehormatan dan bahkan
masjid-masjid mereka (perlu diingat, bahawa di seluruh Taheran tidak ada satupun masjid kaum Sunni)
2. Wilayah Iraq
Kerja sama dilakukan dengan Amerika Syarikat untuk melakukan
upaya-upaya seperti: penghancuran dan membahagi-bahagi wilayah Iraq,
mempersenjatai tentera-tentera Syiah untuk menyerang Sunni, pembersihan
dan pengusiran kaum Sunni, dan memalsukan peratusan jumlah penduduk
Iraq dengan menyebarkan studi-studi palsu yang menyatakan majoritinya
Syi’ah, padahal sebelumnya kaum Sunni adalah pada posisi 52% penduduk
Iraq.
3. Wilayah Syria
Pemerintah Syria –yang merupakan sekutu strategik Iran- telah
melakukan berbagai upaya penangkapan dan pembersihan yang sangat luas
terhadap rakyat Syria sendiri. Mereka melakukan pembatasan terhadap
lembaga-lembaga pendidikan Islam, dan memberikan keleluasaan bagi
lembaga-lembaga Syi’ah padahal Syi’ah di Syria sama sekali tidak wujud. Pemerintah Syria juga melindungi upaya
misionarisme Syiah di tengah kaum muslimin Syria, memberikan
kewarganegaraan pada kaum Syiah yang datang dari Iran dan Iraq, serta
mempersempit ruang gerak orang-orang al-Ahwaz yang berpindah ke
Damaskus. Syria juga menyiapkan dirinya sebagai pangkalan penggempuran
terhadap Lubnan dan Jordan, tentu dengan menggunakan masalah
Palestin sebagai ‘senjata’ untuk kepentingan aliansi ini
4. Wilayah Lebanon
Hizbullah dan Gerakan Amal –keduanya jelas gerakan Syiah- memainkan
peranan sebagai gerakan perlawanan palsu. Melakukan perlawanan terhadap
Israel demi menjaga senjata tetap di tangan dan memainkan lobi politik
di Lubnan demi kepentingan aliansi Safawis-Parsi. Kedua gerakan
ini jelas-jelas melancarkan misionarisme Syiah dan sengaja memancing
Israel untuk menghantam Lubnan bila saja aliansi Safawistik itu
memmerlukannya. Upaya menghancurkan keutuhan Lubnan, terus dilakukan
untuk membentuk sebuah negara Syiah dalam Negara Lubnan
Penutup
Penjelasan sistematis di atas sudah jelas menunjukkan bagaimana usaha gerakan Syi’ah Safawis (pemerintah Iran, pemerintah Syria, kelompok Hizbullah dan kelompok Syiah Iraq) untuk menguasai jazirah Arab khususnya daerah yang terdapat antara Iran dan Palestin. Penjelasan yang akan membantu untuk membaca realiti politik antarabangsa yang dimainkan Iran dan kaum Syiah safawis lainnya.
Penjelasan sistematis di atas sudah jelas menunjukkan bagaimana usaha gerakan Syi’ah Safawis (pemerintah Iran, pemerintah Syria, kelompok Hizbullah dan kelompok Syiah Iraq) untuk menguasai jazirah Arab khususnya daerah yang terdapat antara Iran dan Palestin. Penjelasan yang akan membantu untuk membaca realiti politik antarabangsa yang dimainkan Iran dan kaum Syiah safawis lainnya.
Perlawanan mereka terhadap zionis Israel tentu akan mendapat simpati
dunia Islam. Namun gerakan yang menjadikan upaya perlawanannya sebagai
bahagian dari sebuah pewujudan tujuan yang tak jauh berbahaya dari projek
Zionisme di Timur Tengah adalah suatu tindakan di luar kemanusiaan.
Pelaksana projek hanya menjadikan masalah Palestin sebagai barang
dagangan sementara.
Abdul Hamid al-Riki telah mati dibunuh oleh kerajaan Syiah Safawiyah, Iran sejerus penahanannya oleh kerajaan Syria (sekutu Iran) di Damascus, Syria pada 25 Mei 2010. |
3 Komen:
Fateh al-Jundi kate;
Inilah sebabnya salahuddin al-Ayubi ketika berjaya menguasai palestin, beliau juga merancang untuk membebaskan Mesir dari tangan kerajaan Fathimiyyah (syiah). Ini menunjukkan ia satu fahaman yang bahaya dari sudut aqidah.
Begitu juga dari fathimiyyah tadi, lahir pula mereka yang beraqidah dengan akidah al-Duruz yang merupakan pecahan2 ismailiyyah. Mereka menganggap Pemimpin tertinggi Kerajaan Fathimiyyah adalah TUHAN. al-Duruz kini berada di Lubnan, Syria, Sebahagian tempat di Palestin dan Jordan. Pengasasnya Muhammad bin Ismail al-Durzi adalah orang Iran yang suka merosakkan agama dengan saki baki fahaman majusi dan hindu dia.
Berhati-hatilah, Ambil contoh pahlawan Islam Salahuddin al-Ayubi bagaimana beliau ingin membuka sesebuah kawasan, beliau membersihkan dahulu kawasan tersebut dari sebarang fahaman songsang. Ramai dari kita yng tidak perasan berkenaan salah satu personaliti al-Ayubi.
Sekian, terima kasih.
Benar, Salahuddin rht tiada terkenal di antara awliya Allah. pada waktu dunia islam sudah gila dunia, muncul beliau yang berani menentang kepalsuan, menghancurkan kaum yang menentang para nabiy2 Allah. Hanya mereka yang sanggup memimpin ummat menentang kaum sesat itu sahaja yang benar. pastinya mereka akan jadi korban.. sebagaimana para nabiy2 dan segala awliya Allah. hendaklah kita senantiasa mencari jalan agar kecintaan terhadap mereka jadi subur. merekalah wasilah yang sebenarnya bagi orang yang beriman dan bertaqwa.
pas musyidul am dan naib presiden pas menyokong kuat syiah
Catat Ulasan
Pada pendapat anda?